I/
disepertiga malam. bocah yang menatap kiblat itu tersungkur ke lubuk sinar. seperti bebatang lilin ia lalu melelehkan airmatanya menetesi lecut hati yang berkobar ke langit-langit Sakral_
“kemanakah gerhana bulan itu: matahari yang padam separuh, jika tidak tenggelam ke lubuk retak para hamba:
yang akalnya tumpah
kalbunya tumpah
kehadirat wajah silauMu, ya Allah…”
II/
di gubuk sempit padam. beratap tampung hujan.
bedzikir terus lidah. begoncang segala madah.
“kemanakah ujud cahaya bulan purnama: tempiaslah ke lubuk Matahari!”
III/
dan pemintal kegelapan lalu membuka pintu dan jendela angkasa menyambut lungkai jari-jemari dengan geletar suara Salam: merontokkan bulu-bulu pelir dan vagina. dan satu-persatu kulit hurup-hurup Salam itu mengelupas lelembar mirip alat-alat surga dan neraka.
“bulan dan segenap bintang, kini telah tenggelam…”
IV/
dan bocah uang tersungkur ke lubuk sinar itu tiba-tiba retak ditampar-tampar silau:
di pusat kegelapan menghantam-hantam. hilang.
[06/04/09]
.
11 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar