Selasa, 07 April 2009

RETAK




I/
disepertiga malam. bocah yang menatap kiblat itu tersungkur ke lubuk sinar. seperti bebatang lilin ia lalu melelehkan airmatanya menetesi lecut hati yang berkobar ke langit-langit Sakral_
“kemanakah gerhana bulan itu: matahari yang padam separuh, jika tidak tenggelam ke lubuk retak para hamba:
yang akalnya tumpah
kalbunya tumpah
kehadirat wajah silauMu, ya Allah…”

II/
di gubuk sempit padam. beratap tampung hujan.
bedzikir terus lidah. begoncang segala madah.

“kemanakah ujud cahaya bulan purnama: tempiaslah ke lubuk Matahari!”

III/
dan pemintal kegelapan lalu membuka pintu dan jendela angkasa menyambut lungkai jari-jemari dengan geletar suara Salam: merontokkan bulu-bulu pelir dan vagina. dan satu-persatu kulit hurup-hurup Salam itu mengelupas lelembar mirip alat-alat surga dan neraka.

“bulan dan segenap bintang, kini telah tenggelam…”

IV/
dan bocah uang tersungkur ke lubuk sinar itu tiba-tiba retak ditampar-tampar silau:
di pusat kegelapan menghantam-hantam. hilang.

[06/04/09]

0 komentar: